Antusias. Para peserta workhop PCM yang sangat antusias menyimak penyampaian materi dari Kak Kholil. Foto dibidik oleh: M. Erig (22/11) |
Bandarlampung-FSPINews (MCF-FSPI). Apa itu cendekia? Apa kiat-kiatnya menjadi seorang
cendekia kampus? Bagaimana seorang cendekia muslim dalam berproses di dalam
kampusnya? Hal inilah yang dibahas dalam agenda Pesantren Cendekia Muslim atau
yang disingkat dengan PCM sukses digelar oleh 3 LDF yaitu FSPI FISIP, ROIS FEB
serta FOSSI FH. Acara yang mengusung tema “Melalui PCM, Kita Bentuk Mahasiswa
yang Kontributif, Dedikatif dan Berprestasi” ini bertempat di GFB FMIPA Unila
pada pukul 08:00 WIB.
Acara
ini dibuka oleh sambutan dari Ketua Pelaksana kegiatan (Roizal, Hukum ’13)
serta dari Ketua Umum UKM Birohmah Unila periode 2014/2015 Amanda Putra Seta
(Agroteknologi ‘10) yang sekaligus meresmikan acara pembukaan ini. Dalam
sambutannya mahasiswa yang biasa dipanggil Kak Seta ini mengungkapkan bahwa
sebagai ADK kita wajib mengetahui kiat-kiat sukses agar dapat efektif dalam
berdakwah dikampus sehingga kita harus bersungguh-sungguh dalam mengikuti Pesantren
Cendekia Muslim ini hingga selesai.
Pemateri
pertama datang dari seorang Aktivis Dakwah Kampus muda yang cukup terkenal, ia bernama Kak
Kholil. Dalam materi yang ia sampaikan ia menjelaskan sejarah terbentuknya
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di Indonesia dan di Unila khususnya. Ia juga
menjelaskan bahwa dakwah kampus memiliki keunikan tersendiri dari objek dakwah
dimana dakwah kampus memiliki objek dakwah yang secara sosiologis bersifat
heterogen.
Pemateri
kedua juga tak kalah luar biasa dari pemateri pertama, ia dikenal dengan
panggilan Ustad Padri. Ustad sekaligus salah satu dosen di FMIPA Unila ini
membocorkan kiat-kiat untuk menjadi mahasiswa yang sukses baik dalam hal
organisasi maupun akademik. Dan salah satu kiatnya yang paling penting adalah
dengan menentukan visi hidup.
Visi
hidup yang jelas akan menentukan mau dibawa kemana hidup kita kedepannya.
Seperti seorang yang tengah memegang sebuah bola, jika ia disuruh melemparkan
bolanya ke sembarang tempat tentu bola itu akan terlempar entah kemana. Tapi
jika ia memiliki target lemparan di depannya, tentu bola itu akan lebih terarah
dengan baik. Begitu pula dengan hidup kita, tidak akan termanajemen jika kita
tidak memiliki tujuan yang akan kita capai. “Menentukan visi bukan hanya untuk
mencapai kebahagiaan duniawi saja, yang terpenting adalah orientasi kita agar
dapat bahagia di dunia dan di akhirat”, timpalnya.
Kak
Seta kembali mengisi sesi penyampaian materi yang ketiga. Sebagai Ketua Umum
UKM Birohmah Unila, ia menjelaskan tantangan-tantangan tersendiri saat seorang
mahasiswa memutuskan untuk terjun ke dunia dakwah kampus. Ia juga menambahkan
bahwa ada banyak problematika yang menyelimuti lingkungan kampus ini. Dan
menjadi tugas bersama sebagai Aktivis Dakwah Kampus (ADK) untuk mengatasinya.
Untuk
itulah di akhir materinya, Kak Seta membuka forum diskusi bersama peserta
workshop untuk mengungkapkan persoalan-persoalan yang ada di kalangan
masyarakat muslim Unila beserta solusinya. Para peserta workshop telihat sangat
antusias dalam diskusi ini. Dibuktikan dengan banyaknya persoalan yang
dikemukakan oleh mereka beserta solusinya yang amat bervariasi. Ini menandakan
bahwa Unila memiliki bibit-bibit Aktivis Dakwah Kampus yang sangat cerdas dan
apresiatif.
Fuad
Hasyim (Sosiologi ’14) salah satu peserta mengungkapkan kepuasannya setelah
mengikuti agenda workshop terebut. Selain tema dan judul materi yang menarik,
ia juga memperoleh banyak pengetahuan baru dari tiga materi yang telah disampaikan.
“Saya menjadi tahu trik-trik jitu untuk menjadi mahasiswa yang sukses dunia
akhirat. Selain itu saya menjadi semakin tertantang untuk menjadi seorang Aktivis
Dakwah Kampus yang tidak hanya berhasil dalam berdakwah tapi juga sukses dalam
urusan perkuliahan saya” ujarnya. (MCF/UER)
0 komentar:
Posting Komentar