Workshop Kemuslimahan FSPI FISIP Unila : Perempuan Harus Membangun Negeri

Bandar Lampung (Lampost.co): Forum Studi Pengembangan Islam (FSPI) FISIP Unila menggelar acara workshop kemuslimahan pada Sabtu (20/12). Workshop bertajuk Perempuan Membangun Negeri ini, diselenggarakan sebagai rangkaian Islamic Culture II FISIP Unila. Acara yang diselenggarakan di Gedung B3 FISIP Unila ini dihadiri oleh peserta dari berbagai fakultas di Unila. 

Salah satu pembicara, Citra Abriani Maharani mengatakan sebaiknya setiap diri kita harusnya mampu memahami fitrah kita serta memahami hakikat hidup secara menyeluruh. Selain itu, kita juga jangan sampai emosional dalam menyikapi suatu permasalahan inilah hal yang dapat kita lakukan dalam menghadapi isu kesetaraan gender.

Maraknya isu LGBT(Lesbi, Guy, Biseksual, Transgender) dan paham kesetaraan gender, membuat FSPI akhirnya menggelar workshop ini. Bertujuan membuka wawasan tentang apa sebenarnya LGBT dan kesetaraan gender serta bagaimana Islam memandang keduanya. Tak hanya itu materi mengenai bagaiamana peran seorang perempuan dalam pembangunan negara juga menjadi isu yang dibahas dalam workshop tersebut. 

Dalam workshop ini, FSPI menghadirkan seorang konselor dan dosen FISIP Unila yang mengajak peserta melihat isu LGBT dan kesetaraan gender melalui kacamata ilmiah. Selain itu, peserta juga diajak memahami bagaimana peran seorang perempuan terhadap pembangunan negara. Citra menjelaskan dengan gambling mengenai bahayanya LGBT jika dilegalkan. “Secara kesehatan LGBT ini juga sangat tidak baik dan sudah menyalahi kodrat kita sebagai manusia,” kata dia.

Meiliyana, pemateri kedua workshop kemuslimahan menjelaskan, perempuan penting untuk terlibat langsung dalam ranah publik. Tanpa terlibat aktif, perempuan akan kurang didengar. 

Meiliyana menambahkan, perempuan memegang peran penting dalam pembangunan. Perempuan adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Begitu seorang anak lahir, tangan ibu yang pertama merawatnya. Oleh sebab itu, ketika ibu tidak memahami bagaimana mendidik anak, suatu saat kepribadian anak tersebut juga akan berpengaruh pada kemajuan bangsa.

“Ketika perempuan tidak aktif di publik, maka suaranya akan kurang didengar”, kata dosen lulusan Kobe Univesity tersebut.

Endang Tri Utami, peserta workshop mengatakan melalui workshop ini dirinya semakin tahu tentang apa itu kesetaraan gender. Saya sepakat dengan kesetaraan gender, di mana yang disetarakan adalah perannya, bukan kodratnya. Ada kalanya laki-laki mengerjakan pekerjaan perempuan, begitu pula sebaliknya. 

Melalui workshop ini pula, kita juga tahu bahwa peran perempuan besar dalam pembangunan negara. Endang juga berharap, agar agenda semacam ini kedepanya diselenggarakan secara rutin. “Acara semacam ini sebaiknya dijadikan agenda rutin, lebih baik juga bila dijadikan agenda gabungan beberapa fakultas agar acaranya lebih besar dan semakin banyak peserta yang mengikuti,” kata dia.

Selain Workshop Kemuslimahan, FSPI juga akan menggelar tabligh akbar pada Minggu 21 Desember mendatang. Acara yang masih tergabung dalam rangkaian Islamic Culture II ini akan menghadirkan Ustadz cecep Maulana, finalis ajang AKSI Indosiar. ()

Laporan : Tri Sujarwon 
Editor : Sulaiman

Foto : Seminar muslimah--Lampost.co/Tri Sujarwo

sumber : http://lampost.co/berita/workshop-kemuslimahan-fspi-fisip-unila-perempuan-harus-membangun-negeri
Share on Google Plus

Tentang UKMF FSPI FISIP Unila

Terimakasih sudah membaca artikel ini semoga informasi yang kami berikan bermanfaat. Baca tulisan kami yang lain juga ya. Sedikit Tentang FSPI. FSPI adalah salah satu lembaga kemahasiswaan yang berada di lingkungan FISIP. FSPI bergerak dalam bidang kerohanian Islam. FSPI -EKSIS, PROAKTIF, PRODUKTIF-
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar