Apa sumbangsih yang bisa diberikan Indonesia bagi upaya memerdekakan Palestina?
Pertama:
harus ditegaskan kembali, bahwa mendukung kemerdekaan Palestina bukan
sekadar pilihan, tetapi keharusan. Sebab, sejak awal di dalam pembukaan
UUD 1945, Indonesia sudah menyatakan bahwa penjajahan di seluruh dunia
harus dihapuskan. Artinya, sejak awal Indonesia adalah anti penjajahan.
Sikap ini pun tentu didasarkan pada pengalaman sejarah rakyat Indonesia
yang amat menderita hidup di bawah penjajahan lebih dari 350 tahun.
Pengalaman pahit dan getir ini sejatinya harus selalu ada saat kita
melihat penderitaan bangsa Palestina. Karena itu, abai dalam membantu
bangsa-bangsa terjajah, selain bertentangan dengan UUD 1945, juga
sesungguhnya adalah sikap yang ahistoris.
Kedua: Politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif juga
seharusnya mendorong Indonesia untuk selalu aktif mendukung setiap upaya
memerdekakan bangsa-bangsa yang masih terjajah, seperti Palestina.
Karena itu, Indonesia seharusnya bisa mengubah gaya diplomasinya menjadi
lebih tegas, bukan sekadar formalitas belaka. Tekanan yang kuat
terhadap Israel, Amerika Serikat dan Eropa sebagai pihak yang selama ini
setia mendukung Israel, serta PBB harusnya lebih lantang dan lebih
sering disuarakan oleh Indonesia. Indonesia harusnya tidak boleh
kehilangan nyali saat berhadapan dengan negara-negara dan lembaga
internasional tersebut. Pemutusan segala hubungan dengan Israel, juga
dengan Amerika Serikat, seharusnya bisa dijadikan opsi jika kedua negara
tetap dengan kepongahannya menjajah Palestina. Indonesia juga tidak
boleh selalu ikut inisiatif negara-negara Barat terutama AS maupun PBB
jika itu merugikan Palestina dan malah menguntungkan Israel.
Ketiga: Indonesia seharusnya tidak pernah lelah untuk
menggalang dana bersama negara-negara Muslim lain, khususnya yang
tergabung dengan OKI, untuk membantu rakyat Palestina. Memang, sekadar
bantuan finansial tidak akan pernah menyelesaikan krisis Palestina.
Namun demikian, dalam jangka pendek, bantuan tersebut akan sangat
berguna bagi rakyat Palestina yang sering mengalami kekurangan bahan
pangan dan obat-obatan, sebagaimana pada masa-masa blokade oleh Israel.
Keempat: Opsi militer, tentu dengan dukungan negera-negara
Muslim, khususnya negara-negara Arab, yang tergabung dengan OKI,
harusnya bukanlah hal yang tabu, terutama jika Indonesia dan
negeri-negeri Muslim tidak ingin melihat bangsa Palestina terus-menerus
mengalami etnic cleansing. Terus berulangnya kekejaman rezim
Zionis Yahudi yang telah memakan ratusan ribu korban sejatinya
menyadarkan bangsa-bangsa Muslim, termasuk Indonesia, bahwa sekadar
kecaman terhadap entitas Israel tidak akan pernah bisa menghentikan
kejahatan bangsa agresor tersebut. ‘Bahasa kekerasan’—sebagaimana
ditunjukkan oleh para mujahid Palestina lewat gerakan
intifadhahnya—tentu bukanlah pilihan buruk karena terbukti selalu
membuat gentar entitas Yahudi tersebut. Padahal para mujahid itu sering
hanya bersenjatakan lemparan batu. Bagaimana jika gerakan perlawanan itu
dilakukan oleh negara-negara yang tergabung dengan OKI dengan puluhan
ribu tentaranya? Tentu, ini akan cukup bisa menghentikan aksi kekejaman
entitas Yahudi itu. Memang, sepertinya ini pilihan mustahil. Sebetulnya
bukan mustahil. Persoalannya, hanyalah pada keberanian negara-negara
Muslim, termasuk Indonesia, untuk mengambil sedikit risiko berseberangan
dengan Barat, khususnya AS, yang menjadi sekutu utama Israel. Sudah
saatnya Dunia Islam menunjukkan ‘wibawa’-nya di hadapan negara-negara
tersebut. Sebab, segala potensi sesungguhnya ada di Dunia Islam: potensi
ideologi, ekonomi, sumberdaya alam, geopolitik, demografi, dll. Lagi
pula, inilah sesungguhnya yang selama ini menjadi pesan inti dari ‘Amir
Syuhada’ Syaikh Ahmad Yasin, sebagaimana terpapar di atas. Persoalannya
tinggal berpulang pada keyakinan (akidah) kita dan harga diri kita
sebagai bangsa Muslim sebagai khayru ummah, juga status kita yang bersaudara—termasuk dengan bangsa Palestina—yang diikat oleh ikatan ukhuwah islamiyah, yang tentu melampaui batas-batas negara yang disekat-sekat oleh nasionalisme dan nation-state.
sumber:
http://hizbut-tahrir.or.id/2014/07/10/memerdekakan-palestina-mengakhiri-pengkhianatan-kita/
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar